Langsung ke konten utama

AKU SENJA KAU PURNAMA


_______________________


Kita, bernaung pada langit yang sama

Hanya saja, gradasi masa membedakanya

Aku senja dan kau purnama

Terbentang jeda, serupa rangkaian kata dalam sastra

Seperti spasi di larik-larik puisi.


Namun begitu...

Bukankah itu perlu, sebab di antara jarak 

Aku mampu mengarak rindu, lalu menjadikanya sajak,

Sebagai perwujudan rasa yang bergejolak.


Duhaiku...

Seperti katamu,

Kuharap namamu jua adalah jingga terakhir

Sebelum senja dinyatakan oleh langit

Dan purnama berganti sabit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝗞𝗔𝗠𝗜 "𝗔𝗡𝗔𝗞 𝗡𝗘𝗚𝗘𝗥𝗜"

_______________________ Kami anak-anak Negeri; terlahir dengan penuh ambisi, dididik oleh kejamnya kompetisi, kalah berjuang; mati. Kami anak-anak Negeri; mempunyai cita-cita yang tinggi, meski keadaan membatasi, mimpi-mimpi tak akan pernah pasi. Kami anak-anak Negeri; bergelut dengan bermacam profesi, bersaing demi urusan ekonomi, panas terik, kedinginan, kami tak peduli. Kami anak-anak Negeri; tak apa makan sehari sekali, terpenting perut terisi, pastinya dari hasil keringat sendiri. Kami anak-anak Negeri; banting tulang mengais rezeki, tak seperti para tikus yang berdasi, dengan mudah mencuri, lalu haha-hihi. —

PERNAH MENUNGGU

Bolehkah aku mengingat kembali  Menceritakannya ? Ku rasa boleh Aku pernah menunggunya Menunggu dia yang pernah ku kenal Dia tak pernah memberi janji Kami tak pernah mengobrol langsung Aku pikir aku yang paling dekat Aku pikir aku istimewa baginya Aku pikir perjuangannya untuk ku Aku pikir dia akan datang untuk ku Ternyata ,aku salah! Aku pikir ,aku salah Salah berpikir dan menaruh perasaan Ternyata selama ini .. Selama aku menantinya Selama itu juga dia berjuang menjemput yang lain Sakit ? TIDAK Ada rasa aneh yang tak bisa dijelaskan Bukan sakit hati  Entahlah rasanya aku seperti  "Yasudah lah mungkin bukan dia imamku" Inilah hikmah dibalik "Berharaplah pada Allah" "Husnudzan pada Allah" "Ikhlas karena Allah" Sungguh ,jika segala kehidupan dan urusan kamu pasrahkan pada Allah Hatimu tarasa sangat lapang dan mudah ikhlas Beban pikiran mu akan jauh lebih ringan

AKSARA TANPA MAKNA

"Aku hanya aksara  tanpa makna... Biarkan goresan penaku, Mengisi lembar kosong jiwamu Torehkan warna di palung hatimu.. Sewarna pelangi di musim semi, Semerdu nyanyian syurgawi.. Dan bila saatnya ku kembali pulang, Biarkan kenangan itu tetap tersimpan rapi Dalam relung hati.. Ijinkan ku goreskan aksara  tanpa makna Sekali saja....."