Langsung ke konten utama

PESAN KU PADA REMAJA

 Teruntuk kalian, coba sadarlah.

Banyak diantara kalian yang memaksa orang tuanya untuk membelikan suatu barang yang kadang melampaui kapasitas kemampuan orang tua.


Contoh mudahnya adalah smartphone, banyak anak remaja yang sampai memaksa dan mengancam orang tuanya hanya agar dibelikan smartphone terbaru ataupun yang bagus untuk bisa dipamerkan ke teman-temannya ataupun di media sosial.


Orang tuamu bersusah payah mengusahakan, namun ketika kamu sudah dibelikan dan kamu sangat senang hingga kamu asik bermain smartphone setiap harinya dan setiap waktu, tetapi saat orang tuamu meminta tolong sesuatu kau justru tak acuh dan bahkan meneriaki serta mengangkat suara pada mereka.


Mereka yang membelikanmu smartphone dengan usaha dan susah payah serta dengan tetesan keringat yang berulang kali mengering tapi ketika mereka meminta sedikit saja bantuan kepadamu kau justru tak acuh dan tetap asik bermain smartphonemu.


Sadarlah kalian, terutama para remaja.

Ingat pesanku ini.


“kalian sekali-kali tidak akan pernah meraih kesuksesan yang sesungguhnya jika kalian durhaka dan menyia-nyiakan orang tua.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

π—žπ—”π— π—œ "π—”π—‘π—”π—ž π—‘π—˜π—šπ—˜π—₯π—œ"

_______________________ Kami anak-anak Negeri; terlahir dengan penuh ambisi, dididik oleh kejamnya kompetisi, kalah berjuang; mati. Kami anak-anak Negeri; mempunyai cita-cita yang tinggi, meski keadaan membatasi, mimpi-mimpi tak akan pernah pasi. Kami anak-anak Negeri; bergelut dengan bermacam profesi, bersaing demi urusan ekonomi, panas terik, kedinginan, kami tak peduli. Kami anak-anak Negeri; tak apa makan sehari sekali, terpenting perut terisi, pastinya dari hasil keringat sendiri. Kami anak-anak Negeri; banting tulang mengais rezeki, tak seperti para tikus yang berdasi, dengan mudah mencuri, lalu haha-hihi. —

PERNAH MENUNGGU

Bolehkah aku mengingat kembali  Menceritakannya ? Ku rasa boleh Aku pernah menunggunya Menunggu dia yang pernah ku kenal Dia tak pernah memberi janji Kami tak pernah mengobrol langsung Aku pikir aku yang paling dekat Aku pikir aku istimewa baginya Aku pikir perjuangannya untuk ku Aku pikir dia akan datang untuk ku Ternyata ,aku salah! Aku pikir ,aku salah Salah berpikir dan menaruh perasaan Ternyata selama ini .. Selama aku menantinya Selama itu juga dia berjuang menjemput yang lain Sakit ? TIDAK Ada rasa aneh yang tak bisa dijelaskan Bukan sakit hati  Entahlah rasanya aku seperti  "Yasudah lah mungkin bukan dia imamku" Inilah hikmah dibalik "Berharaplah pada Allah" "Husnudzan pada Allah" "Ikhlas karena Allah" Sungguh ,jika segala kehidupan dan urusan kamu pasrahkan pada Allah Hatimu tarasa sangat lapang dan mudah ikhlas Beban pikiran mu akan jauh lebih ringan

Apresiasi Dirimu

Here's to the ones who write. Apresiasi dirimu yang sudah berani menulis, a pa pun itu. Tulis apa saja yang kamu mau, batasan hanya ada dalam kepalamu. Beranilah berdiri, mengutarakan opini. Berbesarlah hati, terimalah masukan saat ada yang tidak sepaham, beri tanggapan jika diperlukan. Susun argumenmu dengan cermat dan teliti saat membalas opini yang berbeda dengan pandangan pribadi. Objekmu adalah tulisan. Jangan sampai keluar jalan dan menyerang dengan gelagapan. Mengedukasi bukan tugas golongan sana atau sini. Manusia akan terus belajar setiap hari. Yang harus disadari, edukasi akan berjalan efektif ketika semua bagian saling menopang. Tidak mungkin seorang yang belum mengenal kata kamu suruh menjelaskan tentang arti kehidupan. Tidak mungkin seseorang yang belum mengerti tambah kurang kali bagi kamu suruh menjelaskan deret Fibonacci. Untuk segala sesuatu ada prosesnya. Lucu jika ada guru SMA yang menertawai guru TK, menganggap kerjaannya hanya mainan belaka. Mungkin mereka lupa...