Langsung ke konten utama

Postingan

Apresiasi Dirimu

Here's to the ones who write. Apresiasi dirimu yang sudah berani menulis, a pa pun itu. Tulis apa saja yang kamu mau, batasan hanya ada dalam kepalamu. Beranilah berdiri, mengutarakan opini. Berbesarlah hati, terimalah masukan saat ada yang tidak sepaham, beri tanggapan jika diperlukan. Susun argumenmu dengan cermat dan teliti saat membalas opini yang berbeda dengan pandangan pribadi. Objekmu adalah tulisan. Jangan sampai keluar jalan dan menyerang dengan gelagapan. Mengedukasi bukan tugas golongan sana atau sini. Manusia akan terus belajar setiap hari. Yang harus disadari, edukasi akan berjalan efektif ketika semua bagian saling menopang. Tidak mungkin seorang yang belum mengenal kata kamu suruh menjelaskan tentang arti kehidupan. Tidak mungkin seseorang yang belum mengerti tambah kurang kali bagi kamu suruh menjelaskan deret Fibonacci. Untuk segala sesuatu ada prosesnya. Lucu jika ada guru SMA yang menertawai guru TK, menganggap kerjaannya hanya mainan belaka. Mungkin mereka lupa...
Postingan terbaru

AKSARA TANPA MAKNA

"Aku hanya aksara  tanpa makna... Biarkan goresan penaku, Mengisi lembar kosong jiwamu Torehkan warna di palung hatimu.. Sewarna pelangi di musim semi, Semerdu nyanyian syurgawi.. Dan bila saatnya ku kembali pulang, Biarkan kenangan itu tetap tersimpan rapi Dalam relung hati.. Ijinkan ku goreskan aksara  tanpa makna Sekali saja....."

𝗞𝗔𝗠𝗜 "𝗔𝗡𝗔𝗞 𝗡𝗘𝗚𝗘𝗥𝗜"

_______________________ Kami anak-anak Negeri; terlahir dengan penuh ambisi, dididik oleh kejamnya kompetisi, kalah berjuang; mati. Kami anak-anak Negeri; mempunyai cita-cita yang tinggi, meski keadaan membatasi, mimpi-mimpi tak akan pernah pasi. Kami anak-anak Negeri; bergelut dengan bermacam profesi, bersaing demi urusan ekonomi, panas terik, kedinginan, kami tak peduli. Kami anak-anak Negeri; tak apa makan sehari sekali, terpenting perut terisi, pastinya dari hasil keringat sendiri. Kami anak-anak Negeri; banting tulang mengais rezeki, tak seperti para tikus yang berdasi, dengan mudah mencuri, lalu haha-hihi. —

PERNAH MENUNGGU

Bolehkah aku mengingat kembali  Menceritakannya ? Ku rasa boleh Aku pernah menunggunya Menunggu dia yang pernah ku kenal Dia tak pernah memberi janji Kami tak pernah mengobrol langsung Aku pikir aku yang paling dekat Aku pikir aku istimewa baginya Aku pikir perjuangannya untuk ku Aku pikir dia akan datang untuk ku Ternyata ,aku salah! Aku pikir ,aku salah Salah berpikir dan menaruh perasaan Ternyata selama ini .. Selama aku menantinya Selama itu juga dia berjuang menjemput yang lain Sakit ? TIDAK Ada rasa aneh yang tak bisa dijelaskan Bukan sakit hati  Entahlah rasanya aku seperti  "Yasudah lah mungkin bukan dia imamku" Inilah hikmah dibalik "Berharaplah pada Allah" "Husnudzan pada Allah" "Ikhlas karena Allah" Sungguh ,jika segala kehidupan dan urusan kamu pasrahkan pada Allah Hatimu tarasa sangat lapang dan mudah ikhlas Beban pikiran mu akan jauh lebih ringan

KOMITMEN TANPA STATUS

Pernah mengalami hal seperti ini? Seseorang yang memintamu untuk berkomitmen dan menyuruhmu menjaga hati hanya untuknya. Padahal hatinya saja tidak tahu milik siapa. Banyak yang menginginkan komitmen tapi tidak ingin berpacaran? Apa bedanya? Dengan bodohnya kamu mengiyakan permintaannya, padahal jauh didepan sana kamu tidak mengetahui sudah berapa banyak yang dia ajak berkomitmen. Jangan dibutakan oleh rasa sayang. Dengan tulus menjaga hati untuk seseorang yang sama sekali belum menetapkan hatinya hanya untukmu. Jika seseorang mencintaimu, dia akan memberikan kejelasan. Bukan melihatmu terombang-ambing ditengah ketidakpastian.

UNTUKMU

Dari si pengagum rahasia yang diam-diam menyimpan rasa terhadapmu Yang selalu Melangitkan namamu disepertiga malam Bayangmu yang selalu mengusik atmaku, membuat pikiran selalu mengarah padamu kini kamu menjadi sebuah aksara yang tak pernah bosan kurangkai dengan jari jemariku dalam buku diary bergambarkan senja Aku selalu bertanya-tanya dalam hati Pantaskah aku merindu pada dia yang tak mengenalku? yang hanya bisa melihat senyumnya dari kejauhan dan berharap suatu hari nanti senyum itu ditujukan untukku Menyebut namanya di setiap doaku dengan harap suatu hari nanti aku dan dia di ikat oleh hubungan yang suci Akulah si pengagum rahasia Yang mencintaimu dalam diam

UNTUKMU DI HARI KEMARIN

Satu hari setelah kehilangan dirimu, aku seperti orang linglung yang kehilangan arah. Menangis, berbicara sendiri, sampai menyalahkan diri sendiri, begitu lah seterusnya. Mata sembab dan layu tapi aku paksakan keluar rumah untuk sekedar mencari udara segar, agar tidak terlalu larut dalam kesedihan. Ah, ku rasa tidak bisa. Bayangan mu, senyuman mu, semua canda tawa mu, segala memori kita, terus berputar di pikiran ku. Kesedihan ini menyiksa. Aku tidak menyesal mengenal mu, tetapi aku benci dengan perasaanku sendiri yang terlalu dalam dan terlalu berharap jika kita akan hidup bersama selamanya. Ternyata, begini rasanya kehilangan seseorang. Aku tidak tahu kamu dimana, kamu pergi tanpa jejak, kita benar benar berakhir.