___________________________________
Aku hanya bisa terdiam memendam sebuah rasa yang teramat dalam, tenggelam bersama shyam lalu mengadu kepada Sang Pencipta di sepertiga malam.
Kau adalah objek nyata yang setia menjadi topik perbincanganku dengan-Nya, menceritakan segala tentangmu yang kian hari membuatku terpesona. Ibarat puisi yang tak pernah habis dan bosan kunikmati, dalam setiap lariknya kudapati artimu tersendiri yang kian menjadi candu bagi hati ini.
Dalam kesunyian malam 'ku berusaha merayu-Nya dengan penuh khidmat, meminta untuk diberikan jalan agar bisa mengenalmu lebih dekat.
Aku tidak berani mengirimkanmu sebuah surat, tetapi kuharap dengan bantuan-Nya, kau dapat memahamiku yang dengan memberikan sejuta isyarat. Aku pun belum siap untuk berucap, tetapi aku tak pernah bosan berdoa dengan penuh harap; semoga kelak di kehidupanku, dirimu yang menjadi pelengkap.
Kudengar mereka berkata; harap yang berlebih pada manusia tak jarang berakhir luka. Namun, adakah salah jika berharap pada hamba-Nya dengan tanpa mengesampingkan harapku pada-Nya?
Sadar bahwa takdir juga ikut berperan penting dalam hal ini, kalaupun pada akhirnya tak pernah dikehendaki, biarlah kusendiri yang menikmati dan mengikhlaskan semuanya dengan sepenuh hati.
Komentar
Posting Komentar