Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

AKSARA TANPA MAKNA

"Aku hanya aksara  tanpa makna... Biarkan goresan penaku, Mengisi lembar kosong jiwamu Torehkan warna di palung hatimu.. Sewarna pelangi di musim semi, Semerdu nyanyian syurgawi.. Dan bila saatnya ku kembali pulang, Biarkan kenangan itu tetap tersimpan rapi Dalam relung hati.. Ijinkan ku goreskan aksara  tanpa makna Sekali saja....."

π—žπ—”π— π—œ "π—”π—‘π—”π—ž π—‘π—˜π—šπ—˜π—₯π—œ"

_______________________ Kami anak-anak Negeri; terlahir dengan penuh ambisi, dididik oleh kejamnya kompetisi, kalah berjuang; mati. Kami anak-anak Negeri; mempunyai cita-cita yang tinggi, meski keadaan membatasi, mimpi-mimpi tak akan pernah pasi. Kami anak-anak Negeri; bergelut dengan bermacam profesi, bersaing demi urusan ekonomi, panas terik, kedinginan, kami tak peduli. Kami anak-anak Negeri; tak apa makan sehari sekali, terpenting perut terisi, pastinya dari hasil keringat sendiri. Kami anak-anak Negeri; banting tulang mengais rezeki, tak seperti para tikus yang berdasi, dengan mudah mencuri, lalu haha-hihi. —

PERNAH MENUNGGU

Bolehkah aku mengingat kembali  Menceritakannya ? Ku rasa boleh Aku pernah menunggunya Menunggu dia yang pernah ku kenal Dia tak pernah memberi janji Kami tak pernah mengobrol langsung Aku pikir aku yang paling dekat Aku pikir aku istimewa baginya Aku pikir perjuangannya untuk ku Aku pikir dia akan datang untuk ku Ternyata ,aku salah! Aku pikir ,aku salah Salah berpikir dan menaruh perasaan Ternyata selama ini .. Selama aku menantinya Selama itu juga dia berjuang menjemput yang lain Sakit ? TIDAK Ada rasa aneh yang tak bisa dijelaskan Bukan sakit hati  Entahlah rasanya aku seperti  "Yasudah lah mungkin bukan dia imamku" Inilah hikmah dibalik "Berharaplah pada Allah" "Husnudzan pada Allah" "Ikhlas karena Allah" Sungguh ,jika segala kehidupan dan urusan kamu pasrahkan pada Allah Hatimu tarasa sangat lapang dan mudah ikhlas Beban pikiran mu akan jauh lebih ringan

KOMITMEN TANPA STATUS

Pernah mengalami hal seperti ini? Seseorang yang memintamu untuk berkomitmen dan menyuruhmu menjaga hati hanya untuknya. Padahal hatinya saja tidak tahu milik siapa. Banyak yang menginginkan komitmen tapi tidak ingin berpacaran? Apa bedanya? Dengan bodohnya kamu mengiyakan permintaannya, padahal jauh didepan sana kamu tidak mengetahui sudah berapa banyak yang dia ajak berkomitmen. Jangan dibutakan oleh rasa sayang. Dengan tulus menjaga hati untuk seseorang yang sama sekali belum menetapkan hatinya hanya untukmu. Jika seseorang mencintaimu, dia akan memberikan kejelasan. Bukan melihatmu terombang-ambing ditengah ketidakpastian.

UNTUKMU

Dari si pengagum rahasia yang diam-diam menyimpan rasa terhadapmu Yang selalu Melangitkan namamu disepertiga malam Bayangmu yang selalu mengusik atmaku, membuat pikiran selalu mengarah padamu kini kamu menjadi sebuah aksara yang tak pernah bosan kurangkai dengan jari jemariku dalam buku diary bergambarkan senja Aku selalu bertanya-tanya dalam hati Pantaskah aku merindu pada dia yang tak mengenalku? yang hanya bisa melihat senyumnya dari kejauhan dan berharap suatu hari nanti senyum itu ditujukan untukku Menyebut namanya di setiap doaku dengan harap suatu hari nanti aku dan dia di ikat oleh hubungan yang suci Akulah si pengagum rahasia Yang mencintaimu dalam diam

UNTUKMU DI HARI KEMARIN

Satu hari setelah kehilangan dirimu, aku seperti orang linglung yang kehilangan arah. Menangis, berbicara sendiri, sampai menyalahkan diri sendiri, begitu lah seterusnya. Mata sembab dan layu tapi aku paksakan keluar rumah untuk sekedar mencari udara segar, agar tidak terlalu larut dalam kesedihan. Ah, ku rasa tidak bisa. Bayangan mu, senyuman mu, semua canda tawa mu, segala memori kita, terus berputar di pikiran ku. Kesedihan ini menyiksa. Aku tidak menyesal mengenal mu, tetapi aku benci dengan perasaanku sendiri yang terlalu dalam dan terlalu berharap jika kita akan hidup bersama selamanya. Ternyata, begini rasanya kehilangan seseorang. Aku tidak tahu kamu dimana, kamu pergi tanpa jejak, kita benar benar berakhir.

ORANG TUA DAN EGO

Orang tua adalah kebahagiaan, sekaligus sakit hati terbesar bagi sebagian anak. Dan anak harus menjadi sumber kebahagiaan terbesar, tetapi jangan menjadi penyebab sakit hati untuk orang tua. Orang tua selalu mengatur segala hal tentang anak, dan banyak larangan-larangan di dalamnya. Orang tua kadang tidak menyadari, bahwa telah mematahkan hati anak. Sebagai contoh, saat anak ingin mengambil sebuah jurusan pendidikan yang disukai, tetapi orang tua tidak menyetujui. Dan mengharuskan anak untuk menuruti jurusan yang orang tua kehendaki. Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi terkadang anak merasa terkekang dengan keinginan orang tua. Dan orang tua tidak mengerti itu. Bersyukurlah jika kamu memiliki orang tua yang mengerti dengan keinginanmu, sebab orang tuaku tidak seperti itu. Satu hal yang harus kamu lakukan terhadap orang tua dengan egonya, yaitu nurut. Meskipun hal yang kamu sukai harus terenggut. Kamu akan bahagia, jika memiliki rasa taat.

TENTANG PERPISAHAN

 π™³πš’ πšœπš’πš—πš’, πšŠπš”πšž πšœπšŠπš–πšŠ πšœπšŽπš”πšŠπš•πš’ πšπš’πšπšŠπš” πš™πšŽπš›πš—πšŠπš‘ πš–πšŽπš—πšπš‘πšŠπš›πšŠπš™πš”πšŠπš—πš–πšž. πš‚πšŽπšπš’πš‘ πš’πš—πš’ πš‘πšŠπš–πš™πš’πš› πšπš’πšπšŠπš” πš‹πšŽπš›πšžπš“πšžπš—πš πšžπšœπšŠπš’ πš”πšŠπšž πšπšŠπš— πšŠπš”πšž πšœπšŠπš•πš’πš—πš πš–πšŽπš•πšŽπš™πšŠπšœ. π™³πš’ πš™πšŽπšπšŠ πš‹πšŠπšπš’πšŠπš— πš–πšŠπš—πšŠ πšŠπš”πšž πšŠπš”πšŠπš— πš–πšŽπš—πšŒπšŠπš›πš’πš–πšž πšπšŽπš—πšπšŠπš— πš–πšžπšπšŠπš‘ πš•πšŠπšπš’? π™ΏπšŠπšπšŠ πš πšŠπš”πšπšž πš’πšŠπš—πš πš‹πšŽπš›πšπšŽπš›πšŠπš”, πšŠπš”πšž πš‹πšŽπš›πš‘πšŠπš›πšŠπš™ πš”πšŠπšž πš”πšŽπš–πš‹πšŠπš•πš’ πšœπšŽπš“πšŽπš—πšŠπš” πš–πšŽπš–πšŽπš•πšžπš” πš™πšŽπš•πš’πš”πš”πšž.  π™Ήπšžπš“πšžπš› πšœπšŠπš“πšŠ. π™·πšŠπšπš’ πš’πš—πš’ 'πšπšŠπš” πš™πšŽπš›πš—πšŠπš‘ πšœπš’πšŠπš™ πšžπš—πšπšžπš” πš–πšŽπš›πš’πš—πšπšž. π™·πšŠπš—πš’πšŠ πšœπšŠπš“πšŠ πš πšŠπš”πšπšž πš’πš—πš’ πš–πšŽπš—πšπšπšŽπš‹πšž πš‹πšŽπš›πš’ πšœπš’πšŠπš›πšŠπš πšžπš—πšπšžπš” πšπš’πš—πšπšπšŠπš•πš”πšŠπš—πš–πšž.  π™ΌπšŽπš›πšŽπš”πšŠ πš‹πš’πš•πšŠπš—πš, πšœπšŽπšπš’πšŠπš™ 𝚊𝚍𝚊 πš™πšŽπš›πšπšŽπš–πšžπšŠπš— πšŠπš”πšŠπš— 𝚊𝚍𝚊 πš™πšŽπš›πš™πš’πšœπšŠπš‘πšŠπš—.  π™Έπš—πšπš’πš— πš›πšŠπšœπšŠπš—πš’πšŠ πš”πšžπšπš’πšŠπšπšŠπš”πšŠπš— πš‘πšŠπš›πš’-πš‘πšŠπš›πš’ πš’πš—πš’. πšƒπšŠπš—πš™πšŠ πšπšŠπš πšŠπš–πšž, πšŒπšŠπš—πšπšŠπš–πšž, πšœπšžπšŠπš›πšŠπš–πšž πš‘πšŽπš—πš’πš—πš πš’πš—πš’ πš–πšŽπš—πš’πšŠπš™πšŠ, πšœπšŠπš’πšŠπš—πš.  π™³πš’ πš“πšŠπš›πšžπš– πš–πšŠ...

TERUNTUK TUHAN

 π™°πš”πšž πšπš’ πšœπš’πš—πš’. πš‚πšžπš“πšžπš πš–πšŽπš—πšžπš—πšπšžπš” πš–πšŽπš›πšŠπšœπšŠ πš•πšŽπš–πšŠπš‘ 'πšπšŠπš” πš‹πšŽπš›πšπšŠπš’πšŠ. π™·πšŠπš–πš™πš’πš› πšœπšŠπš“πšŠ πš–πšŽπš—πš’πšŽπš›πšŠπš‘ πšπšŠπš— πš”πšŠπš—πšπšŠπšœ. π™ΌπšŽπš›πšŠπšœπšŠ πš‹πšŠπš‘πš πšŠ πš‘πš’πšπšžπš™ πš’πš—πš’ πšπš’πšπšŠπš” 𝚊𝚍𝚊 πš‹πšŠπš‘πšŠπšπš’πšŠ πšπšŠπš— πš”πšŽπš’πš—πšπšŠπš‘πšŠπš—. πš‚πšŽπš•πšŠπš•πšž πš–πšŽπš—πšŠπš—πšπš’πšœ. π™°πš’πš› πš–πšŠπšπšŠ πš‹πšŽπš›πš’πšŠπš” πšπšŽπš›πš’πšœπšŠπš”-πš’πšœπšŠπš” πš”πšŠπš›πšŽπš—πšŠ πšŒπš’πš—πšπšŠ πš’πšŠπš—πš πš–πšŽπš—πš’πšŠπš”πš’πšπš’. π™ΊπšŽπšŒπšŽπš πšŠ πš”πšŠπš›πšŽπš—πšŠ πš“πšŠπš—πš“πš’ πš’πšŠπš—πš πšπšŽπš›πš”πš‘πš’πšŠπš—πšŠπšπš’.  πšƒπšžπš‘πšŠπš—, πšŠπš”πšž πšπš’ πšœπš’πš—πš’. π™³πšŽπš—πšπšŠπš— πš›πšŠπšœπšŠ πš‘πš˜πš›πš–πšŠπš πš“πšžπšπšŠ πš›πšŠπšœπšŠ πš–πšŠπš•πšž. π™ΌπšŠπš•πšž πš”πšŠπš›πšŽπš—πšŠ πšŠπš”πšž πš’πšŠπš—πš πšπš’πšπšŠπš” πšπšŠπš‘πšž πš‹πšŽπš›πšπšŽπš›πš’πš–πšŠπš”πšŠπšœπš’πš‘.  π™Ίπšžπš”πšŠπšπšŠπš”πšŠπš— πš‹πšŠπš‘πš πšŠ π™΄πš—πšπš”πšŠπšž πšπš’πšπšŠπš” πšŠπšπš’πš• πšπšŠπšπš”πšŠπš•πšŠ πšŠπš”πšž πšπšŽπš›πš™πšžπš›πšžπš” πšπšŠπš— πš–πšŽπš›πšŠπšœπšŠ πšπš’πš›πš’πš”πšž πš‘πšŽπš‹πšŠπš πšπšŠπšπš”πšŠπš•πšŠ πšŠπš”πšž πš–πšŽπš—πšŠπš—πš. π™ΏπšŠπš—πšπšŠπšœπš”πšŠπš‘ πšŠπš”πšž πšπšŠπšπšŠπš—πš? π™°πš”πšž πš’πšŠπš—πš πšπšŽπš›πš•πšŠπš•πšž πšŽπšπš˜πš’πšœ πšπšŠπš— πšŠπš—πšπš”πšžπš‘ πšπšŽπš›πš‘πšŠπšπšŠπš™ πšœπšŽπš–πšŽπšœπšπšŠπš”πšž.  π™°πš”...

TENTANG MU

 Gemerlap malam kini berganti fajar Ingin ku buat Secangkir kopi untukmu Sebagai pelengkap duduk manismu  Di tambah panasnya gorengan serta sambal pedasnya.  Sungguh nikmatnya.. Menatap mu duduk dengan wajah  Yang hampir keriput, Badan kekar mu yang mulai nampak kurus. Aku ingin membuat kan engkau puisi Aku ingin Berdiri di muka bumi  Dan membaca kan puisi  Sembari aku meringis karena menghayati.  Perjuangan mu patutlah di ketahui semua orang. Akan ku buat dunia menganga, agar kelak kau tak di pandang sebelah mata. Ayah, jika saat nya tiba  Kau harus berhenti berkelana  Kau cukup diam menikmati sisa umur mu  Biar aku lah yang menggantikan posisi mu.  Percaya lah, aku telah dewasa  Aku bukan lagi anak kecil yang ketika terjatuh langsung menangis. Aku kini telah menjelma, dari seorang putri manja menjadi wanita baja. Tenaga ku cukup kuat menghadapi keras nya dunia ini, karena bekal yang telah kau titip kan di setiap perjalanan ku...

DI BALIK DOA SI PEMENDAM RASA

 ___________________________________ Aku hanya bisa terdiam memendam sebuah rasa yang teramat dalam, tenggelam bersama shyam lalu mengadu kepada Sang Pencipta di sepertiga malam. Kau adalah objek nyata yang setia menjadi topik perbincanganku dengan-Nya, menceritakan segala tentangmu yang kian hari membuatku terpesona. Ibarat puisi yang tak pernah habis dan bosan kunikmati, dalam setiap lariknya kudapati artimu tersendiri yang kian menjadi candu bagi hati ini. Dalam kesunyian malam 'ku berusaha merayu-Nya dengan penuh khidmat, meminta untuk diberikan jalan agar bisa mengenalmu lebih dekat. Aku tidak berani mengirimkanmu sebuah surat, tetapi kuharap dengan bantuan-Nya, kau dapat memahamiku yang dengan memberikan sejuta isyarat. Aku pun belum siap untuk berucap, tetapi aku tak pernah bosan berdoa dengan penuh harap; semoga kelak di kehidupanku, dirimu yang menjadi pelengkap. Kudengar mereka berkata; harap yang berlebih pada manusia tak jarang berakhir luka. Namun, adakah salah jika be...

DIRIKU

Seorang remaja yang tak tau jalan hidup Seorang yang lemah akan tekanan Meng andai andai menjadi senjata terkuat Berkeinginan besar namun tak tau akan sampai Entah bagaimana aku dikemudian hari Rasa takut, menguat saat melihat hari esok Akan kah ada jalan bagiku? Harapan ku sematkan, do'a ku lantangkan tanpa perjuangan akan kah aku bisa? Good never sleep aku yakin tuhan tak pernah tidur Dan untuk seseorang yang menguatkan aku sampai saat ini makasih, bertahanlah akan ku ubah keburukan ku. Tetap lah menjadi sosok penyejuk dikala kemarau datang dan tetaplah jadi peneduh dikala hujan mengguyur, untukmu aku sayang kamu.

PESAN KU PADA REMAJA

 Teruntuk kalian, coba sadarlah. Banyak diantara kalian yang memaksa orang tuanya untuk membelikan suatu barang yang kadang melampaui kapasitas kemampuan orang tua. Contoh mudahnya adalah smartphone, banyak anak remaja yang sampai memaksa dan mengancam orang tuanya hanya agar dibelikan smartphone terbaru ataupun yang bagus untuk bisa dipamerkan ke teman-temannya ataupun di media sosial. Orang tuamu bersusah payah mengusahakan, namun ketika kamu sudah dibelikan dan kamu sangat senang hingga kamu asik bermain smartphone setiap harinya dan setiap waktu, tetapi saat orang tuamu meminta tolong sesuatu kau justru tak acuh dan bahkan meneriaki serta mengangkat suara pada mereka. Mereka yang membelikanmu smartphone dengan usaha dan susah payah serta dengan tetesan keringat yang berulang kali mengering tapi ketika mereka meminta sedikit saja bantuan kepadamu kau justru tak acuh dan tetap asik bermain smartphonemu. Sadarlah kalian, terutama para remaja. Ingat pesanku ini. “kalian sekali-kali...

AKU SENJA KAU PURNAMA

_______________________ Kita, bernaung pada langit yang sama Hanya saja, gradasi masa membedakanya Aku senja dan kau purnama Terbentang jeda, serupa rangkaian kata dalam sastra Seperti spasi di larik-larik puisi. Namun begitu... Bukankah itu perlu, sebab di antara jarak  Aku mampu mengarak rindu, lalu menjadikanya sajak, Sebagai perwujudan rasa yang bergejolak. Duhaiku... Seperti katamu, Kuharap namamu jua adalah jingga terakhir Sebelum senja dinyatakan oleh langit Dan purnama berganti sabit.

SEMANGAT PERJUANGAN

Untuk kamu yang membaca ini. Aku tahu, kamu sedang tidak baik. Hidupmu sedang berantakan. Cobaan sedang menimpamu, tekanan sedang membuatmu murung. Dia yang kamu cintai menyebalkan. Teman yang katanya akan selalu ada, hanya tinggal kenangan. Keluarga yang katanya sayang, ikut menjatuhkan.  Semua yang di cita-citakan, seperti terlalu tinggi untuk dicapai. Segala pengaharapan harus luruh, tertampar kenyataan pahit. Segala doa, belum mendapat jawaban. Usaha hanya membuat lelah saja, belum ada hasilnya. Capek? Iya, tentu. Aku tahu, teramat tahu. Badanmu lelah, pikiranmu kacau, hatimu tidak karuan. Rasanya ingin pergi dan mengakhiri segalanya. Namun, Sayang, jangan menyerah dulu, ya.  Perjuangkan dulu kehidupanmu. Mereka yang mencaci dan menghinamu, tentu butuh sedikit tamparan melalui pembuktian. Teman-temanmu yang meninggalkan, perlu sedikit teguran dengan kesuksesan. Keluargamau yang meremahkan, butuh sedikit teriakan dengan pencapaian. Sungguh, Tuhan itu maha adil. Dia tahu, ka...

PERLAHAN

Perlahan dan perlahan, dingin sikap merasuki diri. Tak bisa dihindari, semua telah terjadi. Termenung, aku terdiam menatapi sesosok bayang yang melangkah pergi, ingin kutahan dan membawanya kembali. Namun, langkahnya sudah tak dapat 'ku raih. Seakan semua yang pernah terjadi, terulang kembali. Kejadian yang membuat rasa ini mati. Membuat diri terjebak dalam dekapan perih. Rindu perlahan terurai, terbang sebelum tercurah. Sirna seketika tanpa kata sampai jumpa. Maaf atas semua salah, dan segala kecewa yang pernah terbawa. Semoga segera bertemu bahagia. Di sini aku akan tetap menanti dalam setia, hingga terdengar kata bahwa kau sudah temui bahagia.